menu

Sabtu, 21 Maret 2015

Part 6 (Rembulan Menerangi Hujan)



Angin malam berhembus dengan cukup kencang, membuat rambut yang memang sengaja tidak diikat oleh indah terurai. Gadis ini memandang bulan sabit yang kini berada diatas kepalanya setelah menghabiskan satu botol minuman beralkohol yang kini botolnya telah tergeletak tak berdaya. Seperti dihipnotis, dia tidak memalingkan sedikitpun pandangannya dari sang rembulan.

Kenapa hidup gue begini ya, apa yang salah sebenernya dari diri gue. Dulu gue punya keluarga yang harmonis, tapi sekarang keluarga gue juga udah berantakan. Dulu nilai-nilai gue juga bagus, sekarang apalagi yang bisa gue banggain’

Seperti itulah yang dibayangkan oleh indah setiap malam sambil menatap bulan di atas apartemennya, indah makin tenggelam dengan apa yang sedang dibayangkannya.

“Masih suka sendirian ditengah malem diatas atap ini.”

Part 5 (Rembulan Menerangi Hujan)



“Indah, besok malam ikut kita yuks.” ajak Ratna.

“Kemana?” tanya Indah singkat yang sedang menghabiskan sepotong kuenya.

“Hhhhmmmm… pokoknya asyik deh, ikut ya.” pinta Ratna lagi.

“Nggak jelaslah, males gw,” balas indah singkat.

 “ayolah ndah, masa gue, Tia sama Nabil doang. Kan kurang lengkap kalau nggak ada lu ndah,” kembali ratna minta indah untuk ikut bersama tiga sahabatnya.

Part 4 (Rembulan Menerangi Hujan)



Pagi menjelang, sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela yang menghantarkan kehangatan ditengah kesedihan Fitri yang masih menunggu Tyan bangun dari koma. dia menginap semalam bersama dengan orang tua tyan yang memang sudah cukup akrab karena Tyan sering mengajak Fitri kerumahnya.
 

"Fit, kamu hari ini nggak kuliah nak??" tanya ibunya Tyan
 

"Hari ini Fitri cuma ada 1 mata kuliah tante, itupun sore. Jadi Fitri boleh jagain Tyan sampe nanti ya tan" jawab Fitri sambil tangannya menggeam tangan tyan.
 

"Ya sudah kamu istirahat dulu sana… Dari kemarin kamu itu udah jagain anak tante. sampe-sampe kamu tidur disini juga."

Part 3 (Rembulan Menerangi Hujan)



Malam ini terasa hawa dingin menusuk hingga tulang sumsum. Indah yang sejak tadi berada atas apartemennya, seperti sudah mempersiapkan untuk penangkal hawa dingin untuk malam ini. Dengan sweater tebal yang dipadu oleh celana levis melekat ditubuhnya, cukup untuk mengusir hawa dingin yang mencari korbannya. Dia juga membawa minuman beralkohol cukup tinggi untuk sekedar menghangatkan tubuhnya serta igin membuang semua ingatan yang telah dia lakukan hari ini.
 

"Nggak baik lho cewek malem-malem sendirian disini, apalagi dingin begini." ujar seorang pria yang tiba-tiba datang ke atas gedung apartemen tersebut.

Part 2 (Rembulan Menerangi Hujan)



Sedan hitam melaju dengan kecepatan tinggi ditengah derasnya hujan. seorang gadis yang mengendarainya tampak begitu panik setelah kejadian tersebut terjadi.

'Kenapa gw tadi nggak tolongin tuh orang ya?? kenapa gw maen langsung kabur gitu aja??' kata sang gadis didalam hatinya

Gadis tersebut langsung menepikan mobilnya didepan sebuah cafe, dimana dia dan teman-temannya sudah berjanji akan bertemu. Dia langsung masuk kedalam cafe dan menghampiri teman-temannya yang sudah menantinya.

Senin, 16 Maret 2015

Part I (Rembulan Menerangi Hujan)



Hujan datang dengan lebatnya hari ini. membuat Tyan yang sejak pagi memang sudah berada dikampus. Saat ini dia hanya ingin hujan hari ini berhenti karena dia sudah menyiapkan sebuah kejutan terhadap orang yang sedang dia cintai.

ttrrreeetttt tttrrreeeetttt....

Suara handphonenya bergetar keras disaku celananya, ternyata handphonenya menerima sebuah pesan singkat dari orang yang dicintainya.

“Kamu dimana? aku kehujanan nih.”' isi sms tersebut.

Langsung saja tyan membalasnya.

“Lagi dikampus, kamu dimana? aku kesana dah. mumpung lagi nggak ada dosen,” balasnya.

Akhirnya setelah mendapat balasan pesannya, Tyan langsung berangkat menuju lokasi yang diberikan. sampai disana dia melihat sesosok gadis sedang berdiri dihalte bus depan pelataran parkir sebuah pusat perbelanjaan. Dia pun langsung mematikan motornya dan langsung mengajak gadis tersebut menaiki motornya. Gadis tersebut langsung naik dan Tyan kembali memacu motornya ditengah derasnya hujan.

Rembulan Menerangi Hujan



Prolog



Hujan menerpa dinding-dinding tembok. pelataran menjadi saksi seorang pria muda berlari menghampiri motor yang telah lama dia biarkan mandi dibawah guyuran hujan. Sampai dimotornya, pria muda yang tidak masuk dalam kategori tampan tersebut, melarikan kendaraannya membelah hujan yang mengguyur kotanya sejak pagi hari. Baju yang basah karena hujan tidak membuat semangatnya ikut mengalir dengan air yang menggenang jalan yang ia lewati.


Pria itu berhenti didepan pelataran parkir sebuah pelataran pusat perbelanjaan. Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri dengan keadaan yang tidak berbeda jauh dengan si pria.


Komentar