Angin malam berhembus dengan cukup kencang, membuat rambut
yang memang sengaja tidak diikat oleh indah terurai. Gadis ini memandang bulan
sabit yang kini berada diatas kepalanya setelah menghabiskan satu botol minuman
beralkohol yang kini botolnya telah tergeletak tak berdaya. Seperti dihipnotis,
dia tidak memalingkan sedikitpun pandangannya dari sang rembulan.
‘Kenapa hidup gue
begini ya, apa yang salah sebenernya dari diri gue. Dulu gue punya keluarga
yang harmonis, tapi sekarang keluarga gue juga udah berantakan. Dulu
nilai-nilai gue juga bagus, sekarang apalagi yang bisa gue banggain’
Seperti itulah yang dibayangkan oleh indah setiap malam
sambil menatap bulan di atas apartemennya, indah makin tenggelam dengan apa
yang sedang dibayangkannya.
“Masih suka sendirian ditengah malem diatas atap ini.”